Rindu Negeriku
Foto: Susan Ulfasari
Menggoreskan sepintas cerita yang sudah sangat jauh berlalu saat masih dalam buaian kasih sayang orang tua terkasih.
Disebuah Nagori yang pernah membenamkam hari hariku bersama matahari pagi dan rembulan malam. Meniti hari demi hari mengukir mimpi. Tak pernah ada kata putus asa untuk merubah keadaan.
Ketika itu,
Aku jalani saja apa yang ada. Kerjakan saja apa yang baik untuk dikerjakan. Walau padi ditanam terkadang sering tumbuh ilalang. Apalagi tak menanam padi manalah mungkin tumbuh padi?
Begitulah hidup!
Menanam yang baik belum tentu sepenuhnya dapat hasil yang baik. Dan begitulah niat baik belum tentu disambut baik. Akan tetapi tetap saja berjalan di jalan yang baik.
Bersilaturahmi pada sesama insan yang pernah menjadi bagian dari masa-masa pengabdian kita adalah hal yang sangat baik untuk bisa memutar kembali memory kehidupan yang telah lalu. Untuk itu pantaslah kita wujudkan. Dan sangatlah bersyukur bahwa masih ada generasi lawas yang tidak pernah henti-hentinya untuk selalu mengingatkan kita bahwa kita adalah anak anak Insan Tuhan yang pernah hidup dalam satu negeri yang indah, tenang, dan damai bersanding dengan para jiran tetangga bagaikan saudara senasib dan sependeritaan. Semua itu terasa sangat dalam dirasakan ketika hidup di Nagori Dolok Merangir.
Reuni yang sedang diupayakan untuk segera terwujud adalah sebagai rasa bahwa kita tidak pernah melupakan tentang siapa kita yang dahulu, tentang kenangan bersama orang orang yang pernah menyatu bersama kita di masa lalu.
Sekalipun itu pahit dan getir. Sekalipun itu tidak kita suka dan membencinya, namun dari sudut pandang hati kita yang jujur pasti ada kerinduan yang teramat dalam ketika untuk pertama kali kita merasakan sentuhan kehidupan yang mengaliri persendian tubuh disetiap hari melalui udara segar yang kita hirup dari balik pepohonan karet yang hijau membentangi langkah langkah kita di kala itu.
Kerinduanku disini,
Tetap tidak pernah tergantikan dengan cerita apapun, baik itu setelah aku berlalu jauh darimu wahai Nagori Dolok Merangir tercinta yang telah memberi nafas pada jalan hidupku untuk menempuh jalan yang panjang pada belahan bumi yang lain.
Demikianlah goresan hati yang rindu ini pada negeriku di masa kecil dan remaja.