In Memoriam, Ayahanda Syahruddin
Ayahanda kami tercinta, Syahruddin Bin Mas Muhammad, berpulang ke rakhmatullah pada tanggal 06 April 1971 atau (saat catatan ini ditulis) sudah 37 tahun silam. Namun bagi kami, beliau selalu ada dan serasa tak pernah meninggalkan kami.
Bagi kami putra-putrinya, Beliau adalah figur seorang ayah, guru, sahabat terpercaya bahkan terkadang menjadi teman bermain dan sebagai tempat mencurahkan isi hati (curhat).
"He was the man of all seasons"
Dibandingkan dengan adindanya terkasih HM Thahar Mas yang mencapai usia 89 tahun, maka secara quantitatif, kehidupan beliau selama 54 tahun terasa sangatlah singkat, namun secara qualitatif kehidupan kami bersama beliau sangat bermakna dan berharga di mana prinsip-prinsip kehidupan yang sempat beliau tanamkan kepada kami masih terasa segar dalam ingatan masing-masing.
Dalam setiap kesempatan yang ada, ayahanda kami selalu mengajarkan serta memberi tauladan kepada kami tentang bagaimana cara menjalani kehidupan sederhana yang baik dan terpuji berazaskan akhlaqul karimah, disiplin diri serta berbuat atau “diam” semata-mata karena mengharapkan ridha Allah, tanpa pamrih atau tanpa ke inginan untuk mendapat pujian dari makhluq.
Determinasi untuk menterjemahkan wasiat beliau kepada kami, putra-putri beliau, adalah; “whatever you want to be, simply be the best!”, telah membentuk karakter dan karier kami masing-masing seperti apa adanya hingga hari ini.
Tanpa bermaksud untuk mengkultus-individu-kan beliau, Ayahanda kami adalah seorang yang benar-benar “multi-complex” atau insan yang serba bisa (multi-talenta).
Dalam segi bahasa, beliau mampu secara aktif berbahasa Inggris, Dutch, a little bit of Japannese dan Arabic.
Dalam segi bahasa, beliau mampu secara aktif berbahasa Inggris, Dutch, a little bit of Japannese dan Arabic.
Dalam olahraga, beliau adalah pemain tennis, badminton, golf, softball dan sepak bola dengan kualifikasi setara semi-pro.
Dalam seni baca Al-Qur’an, beliau termasuk hafidz dan sepanjang hidupnya setiap kali tiba bulan suci ramadhan, maka pada hari ke-27, biasanya beliau telah selesai mengkhatamkan ke-30 juzz Al-Qur’an secara tartil.
Di lungkungan kerjanya, beliau menyukai dan disukai oleh hampir semua orang dari semua lapisan, termasuk oleh kalangan CEO sendiri. Sebagai konsekwensinya, beliau kerap diminta untuk menjadi MC (pengacara) dalam acara resmi maupun kekeluargaan semisal Yasinan di rumah-rumah karyawan lintas strata di pelosok-pelosok yang masih mungkin didatanginya dengan berjalan kaki. Beliau juga sangat mencintai dan dicintai oleh saudara-saudaranya.
Dalam olahraga hobby, beliau handal dalam permainan catur (chess), bridge, puzzle, bingo dll.
Dalam hal materi, beliau termasuk orang yang zuhud dan qanaah serta pantang menerima upeti dalam bentuk apapun. Sepanjang kariernya yang berakhir pada posisi Manager Persomnalia pada perusahaan multinasional NV Goodyear Sumatra Plt Co, keluarga kami tetap hidup dalam kesederhanaan bahkan seringkali serba berkekurangan.
Pada 06 April 1971, saat mana beliau dipanggil oleh sang Khaliq dalam usianya yang relatif masih muda (54 tahun), maka seluruh sanak keluarga, kerabat, handai tolan serta masyarakat seputar Dolok Merangir turut berduka-cita.
Pada hari itu juga, CEO Goodyear Sumatra Plt. Co mengumumkan hari libur bagi seluruh pekerja baik kantoran, fabrik, maupun lapangan, semata-mata demi memberikan kesempatan kepada mereka untuk takziah (melayat) ke rumah duka.
Seluruh aktifitas fabrik pada hari itu praktis berhenti sehingga bila dihitung secara ekonomi, perusahaan pasti merugi.
Seluruh aktifitas fabrik pada hari itu praktis berhenti sehingga bila dihitung secara ekonomi, perusahaan pasti merugi.
Sedangkan pada prosesi pemakamam, diperkirakan seitar 5000 s.d 6000 orang yang ikut mengantar jenazah beliau ke tempat peristirahatannya yang terakhir, yakni di taman pemakaman tanah wakaf di belakang Rumah Sakit Dolok Merangir.
Sebagai ilustrasi, sampai acara prosesi pemakaman selesai, para pelayat bahkan masih terus berdatangan ke makam beliau. Sedangkan panjang iring-iringan pelayat diperkirakan lebih kurang 3 s.d 5 km. Menurut yang turut hadir pada masa itu, manakala jenazah sudah tiba di kompleks pemakaman, ekor dari iring-iringan pelayat masih berada di rumah duka.
Sebagai ilustrasi, sampai acara prosesi pemakaman selesai, para pelayat bahkan masih terus berdatangan ke makam beliau. Sedangkan panjang iring-iringan pelayat diperkirakan lebih kurang 3 s.d 5 km. Menurut yang turut hadir pada masa itu, manakala jenazah sudah tiba di kompleks pemakaman, ekor dari iring-iringan pelayat masih berada di rumah duka.
Malam pertama tahlilan, diperkirakan lebih kurang 1000 ikhwanul muslimin dari berbagai kalangan yang turut mendoakan arwah beliau. Begitu juga pada malam-malam berikutnya.
Rumah duka yang cukup besar itu tak lagi mampu menampung jema'ah yang datang sehingga terpaksalah sebagian besar di antaranya duduk di pelataran dan halaman rumah duka beralaskan tikar dan karpet seadanya. Subhanallah!
Kepada kami, pernah suatu hari beliau berkata:
"Untuk mengetahui bagaimana seseorang semasa hidupnya, maka lihatlah bagaimana perlakuan yang diterimanya pada saat kematiannya”. Dan kami melihat sendiri bagaimana sedemikan banyak orang memperlakukan beliau!
"Untuk mengetahui bagaimana seseorang semasa hidupnya, maka lihatlah bagaimana perlakuan yang diterimanya pada saat kematiannya”. Dan kami melihat sendiri bagaimana sedemikan banyak orang memperlakukan beliau!
Mengingat semua nikmat serta rahmat Allah yang ditunjukkan-NYA dalam wujud besarnya perhatian sanak saudara, kerabat dekat maupun jauh, handai tolan serta jemaah ikhwanul muslimin yang turut takziah dan mendoakan beliau, maka kami seluruh putra-putri beliau merasa sangat berbahagia dan berbesar hati serta merasa haqqul-yaqin bahwasanya almarhum ayahanda kami akan senantiasa berada dalam lindungan dan kasih sayang Allah SWT.
Allahummaghfirlie zunubi waliwali daina warhamhuma kama robbayani syaghiraa. Allahuma Yaa Allah yaa Arhamaarrahimiin, sayangilah ayahanda kami sebagaimana beliau menyayangi kami sekalian. Lapangkanlah kuburnya, dan tempatkanlah beliau kelak di maqam tertinggi di syurga Adn bersama-sama para aulia, syuhada dan para kekasih-MU sekalian.
Allahumma yaa Allah yaa Ghafurrurahiim, ampunilah segala dosa yang mungkin tiada sengaja pernah beliau lakukan semasa hidupnya dan hapuskanlah seluruh catatan dosanya serta gantilah semuanya menjadi catatan amal kebaikan semata dan taqdirkanlah agar kelak di yaumil akhir beliau akan menerima buku catatan amalnya dengan tangan kanan!
Allahuma yaa Allah yaa Mujibassa’iliin, kabulkan doa kami ini!